Total Tayangan Halaman

Selasa, 23 April 2013

Hanya Cerita


Perfect Mess


Ada asumsi yang mengatakan kekacauan itulah yang menyebabkan kita gagal dalam bisnis. Ini adalah asumsi yang berbahaya. Karena sering kali kegagalan dalam bisnis bukan karena kekacauan.

Ada sebuah cerita menarik. Ada 2 buah toko buku dan majalah di Manhattan, New York. Dua toko ini berseberangan di sebuah jalan yang ramai dilalui para pebisnis. Mereka sering dalam perjalanan berangkat kantor atau sepulangnya, mampir untuk mencari bacaan entah buku ataupun majalah.

Kedua toko ini keadaannya sangat kontras. Yang satu keadaannya sangat rapi. Semua buku dan majalah tersusun sangat baik. Majalah bisnis berkumpul dengan majalah bisnis, majalah anak muda berkumpul dengan majalah anak muda. Buku kesehatan dengan kesehatan, politik dengan politik dan lainnya. Pelayannya menggunakan komputer. Sehingga bisa melihat data dengan cepat, misal melihat mana yang 'best seller', paling laku dan mana yang tidak. Pokoknya semua rapi tertata.

Sedang yang satu berbalikan. Tampak tidak karu-karuan. Yang menjaga hanya 2 orang, kakak beradik. Barangnya ditumpuk-tumpuk. Dirapikan pagi siang harinya kacau. Dirapikan siang, sorenya kacau lagi. Tidak ada sistem komputer, semua dijual seperti itu apa adanya.

Yang menarik ternyata setelah 10 tahun berjalan, toko yang satu sudah tidak ada lagi, dan yang satu masih bertahan bahkan menjadi lebih besar. Bukan yang rapi yang bertahan, tapi yang kacau balaulah yang masih. Mengapa hal ini bisa terjadi ?

Ada yang menarik dari buku 'A Perfect Mess', kekacauan yang sempurna. Ini memberikan sebuah pandangan tentang 'the hidden benefit of disorder'. Bagaimana kondisi kacau balau misal di meja, di kantor bahkan kehidupan seseorang menjadi justru lebih tepat dan lebih mampu untuk lebih sukses. Ternyata toko buku yang rapi pakai komputer itu setelah diteliti ternyata biaya operasionalnya lebih tinggi. Sedang yang satunya biayanya lebih rendah. Karena hanya dijaga 1-2 orang. Tidak usah menggunakan komputer, tidak menggunakan hardware atau software. Dalam kehidupan kita benefit untuk lebih rapi, misal meja kita menjadi lebih rapi membutuhkan biaya yang lebih besar, entah waktu, tenaga atau perhatian.

Buku 'A Perfect Mess' ini memberikan gambaran bahwa orang-orang tertentu memang mempunyai kebiasaan seperti itu. Mereka hanya melakukan yang penting, yang tidak penting atau tidak prioritas dibiarkan, misal karena pekerjaan sehingga ada banyak benda yang berada tidak rapi di meja. Baru kalau ada waktu dilakukan. Karena tentu saja untuk melakukan hal ini perlu 'biaya' entah waktu, perhatian atau tenaga. Dan banyak bukti orang yang punya kebiasaan kacau itu sering kali menjadi orang yang sukses.

Ada asumsi yang mengatakan kekacauan itulah yang menyebabkan kita gagal dalam bisnis. Ini adalah asumsi yang berbahaya. Karena sering kali kegagalan dalam bisnis bukan karena kekacauan. Tidak ada hubungan apa pun dengan kekacauan itu sendiri. Kegagalan itu terjadi karena ada faktor lain. Hanya kemudian kita mengasumsikan kegagalan karena kekacauan. Jadi jangan salahkan kekacauan apalagi itu adalah karena faktor eksternal di luar kekuasaan kita.

A Perfect Mess: The Hidden Benefits of Disorder--How Crammed Closets, Cluttered Offices, and On-the-Fly Planning Make the World a Better Place (Hardcover) by Eric Abrahamson and David H Freedman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar