Total Tayangan Halaman

Senin, 29 April 2013

Kenapa pada hari ini tidak kau berikan gelas itu?



Pernah suatu hari Rasulullah SAW pulang dari perjalanan jihad fisabilillah. Beliau pulang diiringi para sahabat. Di depan pintu gerbang kota Madinah nampak Aisyah r.a sudah menunggu dengan penuh kangen. Rasa rindu kepada Rasulullah SAW sudah sangat terasa. Akhirnya Rasulullah SAW tiba juga ditengah kota Madinah. Aisyah r.a dengan sukacita menyambut kedatangan suami tercinta. Tiba Rasulullah SAW dirumah dan beristirahat melepas lelah. Aisyah dibelakang rumah sibuk membuat minuman untuk Sang suami. Lalu minuman itupun disuguhkan kepada Rasulullah SAW. Beliau meminumnya perlahan hingga hampir menghabiskan minuman tersebut tiba tiba Aisyah berkata “ Yaa Rasulullah biasanya engkau memberikan sebagian minuman kepadaku tapi kenapa pada hari ini tidak kau berikan gelas itu?”. Rasulullah SAW diam dan hendak melanjutkan meminum habis air digelas itu. Dan Aisyah bertanya lagi, Yaa Rasulullah biasanya engkau memberikan sebagian minuman kepadaku tapi kenapa pada hari ini tidak kau berikan gelas itu?”Akhirnya Rasulullah SAW memberikan sebagian air yang tersisa di gelas itu Aisyah r.a meminum air itu dan ia langsung kaget terus memuntahkan air itu.Ternyata air itu terasa asin bukan manis. Aisyah baru tersadar bahwa minuman yang ia buat dicampur dengan garam bukan gula. Kemudian Aisyah r.a langsung meminta maaf kepada Rasulullah.
Itulah sebagian dari banyaknya kemuliaan akhlak Rasulullah SAW. Dia memaklumi kesalahan yang dilakukan oleh istrinya, tidak memarahinya atau menasihatinya dengan kasar. Rasulullah SAW memberi kita teladan bahwasanya akhlak yang mulia bisa kita mulai dari lingkungan terdekat dengan kita. Sebuah hadits menyebutkan, “ Lelaki yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya kepada istrinya”. Semoga kita diberi taufik untuk bisa meneladani akhlak Rasulullah SAW

Aku tahu aku bukan Hasan alBashri atau sepertinya.....

Seseorang datang kepada Hasan al Bashri (seorang tabi'in, rahimahullah) dan bertanya kepada beliau; Apa rahasianya hingga anda sangat zuhud di dunia ini?
Beliaupun menjawab: karena 4 hal:
1. Aku tahu bahwa rejeki-ku tidak akan diambil orang lain, maka hatiku tentram.
2. Aku tahu bahwa amalku tidak akan dikerjakan oleh orang lain, maka aku selalu sibuk mengerjakannya sendiri.
3. Aku tahu bahwasanya Allah selalu melihatku, maka aku malu jika Dia melihatku dalam kema'siatan &
4. Aku tahu bahwa kematian menantiku, maka aku persiapkan bekal untuk bertemu dengan Rabb (Tuhan)ku.

Kamis, 25 April 2013

Inspirasi kepergian Ust Uje, smoga Allah menerima iman islamnya, mengampuni khilaf salahnya dan smoga Allah menganugrahi beliau dg surga. Aaamiin

Kematian
oleh Kahlil Gibran
Biarkan aku terbaring dalam lelapku,
kerana jiwa ini telah dirasuki cinta,
dan biarkan daku istirahat,
kerana batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang.
Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah dupa nan mewangi di sekeliling ranjang ini,
dan taburi tubuh ini dengan wangian melati serta mawar.
Minyakilah rambut ini dengan puspa dupa dan olesi kaki-kaki ini dengan wangian,
dan bacalah isyarat kematian yang telah tertulis jelas di dahi ini.
Biarku istirahat di ranjang ini,
kerana kedua bola mata ini telah teramat lelahnya;
Biar sajak-sajak bersalut perak bergetaran dan menyejukkan jiwaku;
Terbangkan dawai-dawai harpa dan singkapkan tabir lara hatiku.
Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku,
kerana makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.
Hapuslah air matamu, saudaraku,
dan tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut mahkota fajar pagi.
Lihatlah Kematian berdiri bagai kolom-kolom cahaya antara ranjangku dengan jarak infiniti;
Tahanlah nafasmu dan dengarkan kibaran kepak sayap-sayapnya.
Dekatilah aku, dan ucapkanlah selamat tinggal buatku.
Ciumlah mataku dengan seulas senyummu.
Biarkan anak-anak merentang tangan-tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari merah jambu mereka;
Biarkanlah Masa meletakkan tangan lembutnya di dahiku dan memberkatiku;
Biarkanlah perawan-perawan mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku,
dan mendengar Gema Iradat-Nya berlarian dengan nafasku.
~ Khalil Gibran~

Rabu, 24 April 2013

Bukan Cerita Biasa dari Ust Amrullah Akadhinta

Pentingnya Niat Dalam Beramal (Potret Perjalanan Singkat Bersama Syaikh Abdurrozaq)
Senin siang itu, ketika kami berada di sebuah Lounge (RuangTunggu) di Bandara Adisutjipto Yogyakarta bersama Syaikh Abdurrozaq menunggukedatangan pesawat yang akan membawa kami ke Pekanbaru. Di lounge tersebut,secara tak sengaja kami pun berjumpa dengan 2 orang ikhwan asal Pekanbaru yang juga baru mengikuti kajian Syaikh di Masjid Kampus UGM dan Islamic Center BinBaz.

Beberapa waktu kemudian, Syaikh memperlihatkan i-Pad nyakepada kami, bukan mau pamer gadget, ternyata beliau ingin memperlihatkansebuah hadits yang sedang dibaca beliau sembari menunggu pesawat itu kepadakami. Beliaupun membacakannya kepada kami, hadits tersebut adalah:

عن أبي كبشة الأنماري قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مثل هذه الأمة مثل أربعة نفر رجل آتاه الله مالا وعلما فهو يعمل به في مالهفينفقه في حقه ورجل آتاه الله علما ولم يؤته مالا فهو يقول لو كان لي مثل ما لهذاعملت فيه مثل الذي يعمل قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم فهما في الأجر سواء ورجل آتاه الله مالا ولم يؤته علما فهو يخبطفيه ينفقه في غير حقه ورجل لم يؤته الله مالا ولا علما فهو يقول لو كان لي مال مثل هذا عملت فيه مثلالذي يعمل قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم فهما في الوزر سواء

Dari Abu Kabsyah al Anmari berkata, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Permisalan umat ini seperti empat kelompok”(perhatikan, kata Syaikh –dan selanjutnya perkataan Syaikh di tengah hadits ini akan diberi tanda kurung)

“Seorang yang Allah berikan harta dan ilmu, makadia beramal dengannya (yaitu dengan ilmunya) terhadap hartanya, dia infakkan hartanya sesuai dengan kewajibannya (dia infakkan untuk kebaikan, untuk dakwah,membangun sekolah, zakat dan lain-lain)” (ini golongan pertama)

“Dan seorang, yang Allah berikan ilmu, tapi tidakAllah berikan harta, dia berkata Anda aku punya sesuatu (yaitu harta) seperti dia (yaitu kelompok pertama), niscaya aku akan berbuat seperti yang dia perbuat(yaitu berinfak di jalan kebenaran)” (perhatikan perkataan Rasulullah tentang 2kelompok ini)

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammengatakan, maka mereka berdua mendapatkan pahala yang sama” (perhatikan yangselanjutnya)

“Dan seorang yang Allah berikan harta, namuntidak Allah berikan ilmu, dia menghabiskan hartanya dan dia keluarkan hartanyapada tempat yang bukan haknya” (yaitu dia gunakan untuk sesuatu yang haram)

“Dan seorang yang Allah tidak berikan harta dantidak pula ilmu, dan dia mengatakan, seandainya punya harta seperti dia (yaknigolonga yang ketiga, punya harta tapitak punya ilmu), niscaya aku akan berbuat seperti orang itu” (yaitu dia akanmenyia-nyiakan harta dalam perbuatan haram seperti orang yang ke-3)

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammengatakan, maka mereka berdua mendapatkan dosa yang sama” (HR Ahmad)

Kemudian Syaikh mengatakan, “Subhanallah,seandainya orang-orang fakir dan mereka yang belum memiliki harta mengetahuihadits ini, niscaya mereka akan senang karena bisa mendapatkan pehala yang sama dengan mereka yang memiliki harta. Juga akan tumbuh semangat pada mereka untuksenantiasa berbuat baik”
“Dan orang yang kedua dan ketiga, yang mendapatkan dosa yangsama, apa yang membuat mereka demikian padahal kondisinya berbeda? Niatnya. Mereka sama-sama memiliki tekad untuk berbuat jahat, berbuat maksiat dan berbuat yang haram, maka mereka mendapatkan dosa yang sama”

Kemudian kami sempat bertanya, “Wahai Syaikh, apakahbenar-benar sama, padahal yang satu melakukan, sedangkan yang satu tidak melakukan?”. Syaikh menjawab, “Begitulah yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam katakan”.

Kemudian Syaikh melanjutkan, “Maka sampaikan hadits inikepada orang-orang utamanya orang-orang fakir dan tidak punya banyak harta agar mereka senang dan agar mereka senantiasa memiliki semangat berbuat baiksehingga mereka mendapatkan pahala yang sama dengan orang-orang yang punya harta”.

“Dan apabila engkau menyampaikannya, maka ‘man dalla ‘alasyai’in kafaa’ilihi’, ‘siapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan, maka diaseperti orang yang melakukan kebaikan tersebut’. Subhaanallah, betapa banyak pahala yang engkau dapatkan karena apabila mereka melakukannya, engkau pun akan dapatkan pahalanya. Subhaanallah, rahmat dan karunia Allah itu sangatlah besardan sangat luas”

Dan Hadits Ini Langsung Terpraktekkan

Di akhir Syaikh berbicara (waktu itu sekitar pukul 12.30),tiba-tiba kami mendengar pengumuman bahwa pesawat yang rencananya akan membawakami ke Pekanbaru pukul 13.00 diundur dan pesawat baru akan sampai di Jogja pukul 17.30 dan take-off ke Pekanbaru pukul 18.00. Dengan demikian perkiraan sampai di Pekanbaru pukul 20.00dan perjalanan dari Bandara Pekanbaru ke tempat kajian Syaikh kira-kira 1,5 jamatau Syaikh akan tiba di Masjid tempat beliau mengisi (Islamic CenterBangkinang) kira-kira pukul 21.30, padahal dalam pengumuman beliau akan mengisiBa’da Maghrib. Kami pun panik, sudah tidak konsen lagi mendengar penjelasanSyaikh tentang hadits ini.

Kami melihat Ust Muhammad Wujud yang juga mendampingi perjalanan tersebut, keluar dari lounge untuk konfirmasi ke loket. Tak berapa lama beliau menelepon kami dan meminta kami untuk ke loket, kami pun meminta izin kepada Syaikh. Di loket, ternyata masalahnya adalah cuaca buruk diPekanbaru dan pesawat harus diganti, sehingga tidak ada jalan lain kecualihanya itu, berangkat pukul 18.00.

Akhirnya bersama 2 ikhwan Pekanbaru tersebut, kami mencoba mencari alternatif lain, yang penting Syaikh bisa hadir di Masjid untuk mengisikajian di sana, walaupun kajian diundur Ba’da Isya. Akhirnya, Syaikh, putra beliau Yahya, dan Ust Muhammad Wujud berangkat lebih dulu dengan menggunakan maskapai Garuda yang akan take off pukul 2 siang dan akan sampai di Pekanbarupukul 17.40. Alhamdulillah kami lega. Kami sendiri, Ust Sigit Abu Hatim (sahabat kami yang saat ini bekerja dengan Syaikh dan mendampingi beliau selama di Indonesia) serta 2 orang ikhwan Pekanbaru, tetap menunggu penerbangan kami pukul 18.00 (yang akhirnya baru take off pukul 19.00 dan sampai di Pekanbaru pukul 21.00).

Namun belakangan, kami mendapatkan informasi dari UstMuhammad Wujud, bahwa harga tiket Garuda tersebut Rp 3.000.000,- (tiga jutarupiah) per orang, artinya total untuk penerbangan itu Rp 9.000.000,- (sembilan juta rupiah) padahal tiket pesawat sebelumnya hanya Rp 800.000,-. Yang membayar? Ikhwan dari Pekanbaru yang bertemu dengan kami itu. Subhaanallah, alhamdulillah kami bertemu mereka, sebab kami dan Ust Muhammad Wujud tidak membawa uang sebanyakitu.

Dan subhaanallah, hadits yang dibaca oleh Syaikh langsungtergambar dengan nyata, ada orang yang Allah beri harta dan ilmu, dia keluarkanhartanya di jalan Allah, untuk membantu dakwah demi tersebarnya ilmu. Kepada ikhwan tersebut kami ucapkan jazaakumullahu khairan, semoga Allah membalas dengan kebaikan yang banyak, dan semoga pula tercurah pahala setiap orang yang mengikuti kajian Syaikh diBangkinang dan Pekanbaru (baik yang datang langsung maupun mendengarkan via radio dan media lain).

Disalin dari note Ustadz Amrullah Akadhinta

Selasa, 23 April 2013

Hanya Cerita


Perfect Mess


Ada asumsi yang mengatakan kekacauan itulah yang menyebabkan kita gagal dalam bisnis. Ini adalah asumsi yang berbahaya. Karena sering kali kegagalan dalam bisnis bukan karena kekacauan.

Ada sebuah cerita menarik. Ada 2 buah toko buku dan majalah di Manhattan, New York. Dua toko ini berseberangan di sebuah jalan yang ramai dilalui para pebisnis. Mereka sering dalam perjalanan berangkat kantor atau sepulangnya, mampir untuk mencari bacaan entah buku ataupun majalah.

Kedua toko ini keadaannya sangat kontras. Yang satu keadaannya sangat rapi. Semua buku dan majalah tersusun sangat baik. Majalah bisnis berkumpul dengan majalah bisnis, majalah anak muda berkumpul dengan majalah anak muda. Buku kesehatan dengan kesehatan, politik dengan politik dan lainnya. Pelayannya menggunakan komputer. Sehingga bisa melihat data dengan cepat, misal melihat mana yang 'best seller', paling laku dan mana yang tidak. Pokoknya semua rapi tertata.

Sedang yang satu berbalikan. Tampak tidak karu-karuan. Yang menjaga hanya 2 orang, kakak beradik. Barangnya ditumpuk-tumpuk. Dirapikan pagi siang harinya kacau. Dirapikan siang, sorenya kacau lagi. Tidak ada sistem komputer, semua dijual seperti itu apa adanya.

Yang menarik ternyata setelah 10 tahun berjalan, toko yang satu sudah tidak ada lagi, dan yang satu masih bertahan bahkan menjadi lebih besar. Bukan yang rapi yang bertahan, tapi yang kacau balaulah yang masih. Mengapa hal ini bisa terjadi ?

Ada yang menarik dari buku 'A Perfect Mess', kekacauan yang sempurna. Ini memberikan sebuah pandangan tentang 'the hidden benefit of disorder'. Bagaimana kondisi kacau balau misal di meja, di kantor bahkan kehidupan seseorang menjadi justru lebih tepat dan lebih mampu untuk lebih sukses. Ternyata toko buku yang rapi pakai komputer itu setelah diteliti ternyata biaya operasionalnya lebih tinggi. Sedang yang satunya biayanya lebih rendah. Karena hanya dijaga 1-2 orang. Tidak usah menggunakan komputer, tidak menggunakan hardware atau software. Dalam kehidupan kita benefit untuk lebih rapi, misal meja kita menjadi lebih rapi membutuhkan biaya yang lebih besar, entah waktu, tenaga atau perhatian.

Buku 'A Perfect Mess' ini memberikan gambaran bahwa orang-orang tertentu memang mempunyai kebiasaan seperti itu. Mereka hanya melakukan yang penting, yang tidak penting atau tidak prioritas dibiarkan, misal karena pekerjaan sehingga ada banyak benda yang berada tidak rapi di meja. Baru kalau ada waktu dilakukan. Karena tentu saja untuk melakukan hal ini perlu 'biaya' entah waktu, perhatian atau tenaga. Dan banyak bukti orang yang punya kebiasaan kacau itu sering kali menjadi orang yang sukses.

Ada asumsi yang mengatakan kekacauan itulah yang menyebabkan kita gagal dalam bisnis. Ini adalah asumsi yang berbahaya. Karena sering kali kegagalan dalam bisnis bukan karena kekacauan. Tidak ada hubungan apa pun dengan kekacauan itu sendiri. Kegagalan itu terjadi karena ada faktor lain. Hanya kemudian kita mengasumsikan kegagalan karena kekacauan. Jadi jangan salahkan kekacauan apalagi itu adalah karena faktor eksternal di luar kekuasaan kita.

A Perfect Mess: The Hidden Benefits of Disorder--How Crammed Closets, Cluttered Offices, and On-the-Fly Planning Make the World a Better Place (Hardcover) by Eric Abrahamson and David H Freedman

Senin, 22 April 2013

Hanya Cerita


Satu Kali Tiap Detik ...

kisah tentang seorang pekerja pembuat jam. Ia membuat jam tangan kecil dan dijadikan sebagai sebuah kerajinan tangan. Uniknya, pembuat jam ini dapat berbicara dengan jam yang dibuatnya.

Ketika sedang membuat jam, ia bertanya kepada jam itu, "Hai jam, sanggupkah kamu bekerja berdetak sebanyak 31.536.000 kali dalam setahun?" Jam tersebut merasa keberatan karena dia akan merasa tidak sanggup dengan beban yang begitu banyak.

Maka pembuat jam kembali menawarkan, "Bagaimana kalau sebanyak 86.400 kali dalam sehari?". Karena dirasa beban masih berat, jam masih menolak hal tersebut. Kembali pembuat jam menawar "Bagaimana jika 3.600 dalam satu jam saja?". Jam masih saja merasa akan kecapekan bila harus berdetak selama 3.600 kali dalam satu jam.

Maka akhirnya pembuat jam pun memberikan pilihan terakhir, "Bagaimana kalau satu kali saja tiap satu detik?" Jam merasa, hal ini tidaklah berat dan iapun menyanggupinya. Akhirnya jam itu pun dibuat sampai jadi. Setiap detik jam itu berdetak, dan dalam setahun ia telah berdetak sebanyak 31.536.000 kali.

Mitra bisnis, demikian pula dalam berbisnis kita juga tidak mungkin bisa langsung membuat sebuah kerajaan bisnis yang besar dan kaya raya. Tetapi kita harus melangkah satu demi satu, setiap hari, setiap minggu. Kalau Anda tidak bisa membuat perusahaan yang besar, maka cobalah untuk membuat satu perusahaan yang sukses dan lima anak perusahaan.

Kalau Anda tidak sanggup membuat satu perusahaan, maka buatlah rencana pekerjaan selama satu tahun dengan giat. Kalau hal itu masih dirasa berat, cobalah untuk mengerjakan pekerjaan Anda pada hari ini dengan sebaik-baiknya dan ulangi lagi keesokan harinya. Dengan demikian, Anda akan melalui hari demi hari yang dalam satu atu dua tahun ke depan usaha Anda akan menjadi sukses. Karena setiap hari Anda bekerja sungguh-sungguh hanya untuk hari itu.

Jangan pernah membayangkan masa depan yang masih lima belas tahun ke depan. Tetapi cobalah untuk memberikan yang maksimal untuk menghasilkan yang terbaik hanya pada hari ini saja. Begitu pula hari esok, minggu depan dan tahun depan. Niscaya Anda akan sukses pada waktunya.