Total Tayangan Halaman

Senin, 10 Juni 2013

DOSA YANG LEBIH BESAR DARI BERZINA


Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaianya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam duka cita yang mencekam. Kerudungnya menagkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyakhidupnya.

Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s. Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan uluk salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya." "Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa a.s. terkejut. "Saya takut mengatakannya."jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa.

Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya... telah berzina. "Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun... lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya... cekik lehernya sampai... tewas," ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya.

Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia mengherdik, "Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!" teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk keluar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau dibawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya.

Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?" Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang nista itu?" "Ada!" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran. "Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina."

Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya.

Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya. (Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH Abdurrahman Arroisy)

Dalam hadits Nabi SAW disebutkan: Orang yang meninggalkan shalat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah.

Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan shalat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari di akhirat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia.

Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadits Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban shalat dengan istiqomah. Tolong sebarkan kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahui

Cerita Mengharukan Dari Seekor Tikus

Sepasang suami istri petani pulang ke rumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam,

“Hmmm…makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar?”

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah perangkap tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak,“Ada perangkap tikus di rumah!….di rumah sekarang ada perangkap tikus!….”

Ia mendatangi ayam dan berteriak,“Ada perangkap tikus!”
Sang Ayam berkata,“Tuan Tikus, aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku”

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.
Sang Kambing pun berkata,“Aku turut bersimpati…tapi tidak ada yang bisa aku lakukan.”
Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama.
” Maafkan aku, tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali”

Ia lalu lari ke hutan dan bertemu ular.Sang ular berkata,
“Ahhh…Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku”

Akhirnya Sang Tikus kembali ke rumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri. Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tidak sempat diselamatkan.

Sang suami harus membawa istrinya ke rumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang, namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya(kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam). Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya. Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya. Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia

Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat. Dari kejauhan…Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

SUATU HARI.. KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA… PIKIRKANLAH SEKALI LAGI...!!!!

Semoga Bermamfaat.

Selasa, 04 Juni 2013

BAHAYA TIDUR SETELAH MAKAN SIANG BAGI KESEHATAN

Setelah makan biasanya akan membuat kita jadi mengantuk, apalagi setelah makan siang. Dan kalau ngantuk tentu obat yang paling mujarab adalah tidur. Namun hati-hati kalau anda sering tidur setelah makan.

1. Tenggorokan terbakar
Ini karena dipicu oleh refluks asam. Gastroesophagea
l reflux diseases (GERD) atau refluks asam adalah tidak menutupnya katup antara perut dan kerongkongan. Hal ini memungkinkan asam lambung untuk menjalar ke tenggorokan danmenyebabkan sensasi tenggorokan terbakar.

2. Rasa panas di dada
Saat tubuh tidur dan beristirahat, sebenarnya sistem pencernaan justru akan bekerja lebih keras. Langsung tidur sesudah makan bisa meningkatkan kadar asam lambung dan memicu sakit maag. Terkadang bisa juga menimbulkan rasa panas pada perut, dada, dan tenggorokan.

3. Berat badan naik
Makan larut malam sebelum tidur berbahaya karena membuat tubuh menumpuk lemak lebih banyak. Jadi kalau kelaparan saat terbangun tengah malam, camilan sehat seperti buah dan salad lebih disarankan untuk dikonsumsi daripada makanan seperti kue-kue,pizza, mie, atau nasi sekali pun.

4. Serangan stroke
Hasil sebuah penelitian yang dilakukan University of Ioannina, Yunani, menemukan bahwa perilaku segera tidur setelah makan dapat meningkatkan risiko kita mengalami serangan stroke. Penelitian yang melibatkan 500 responden orang sehat menemukan bahwa orang yang memiliki jeda paling lama antara makan dan tidur mempunyai risiko terendah untuk mengalami stroke.

.... ..Yuk di SHARE sahabat, agar info ini lebih bermanfaat^^

Senin, 03 Juni 2013

Merencanakan Hari Esok adalah Karakteristik Ketaqwaan

Oleh: Zaky Amirullah - 30/01/13 | 09:30 | 17 Rabbi al-Awwal 1434 H
(dakwatuna.com) 

Manusia hidup di dalam dimensi ruang dan waktu. Allah menciptakan kedua dimensi ini tentunya bukan tanpa sebab. Banyak sekali hikmah yang tersirat yang Allah simpan dibalik penciptaan dua makhluk ini. Bila dikaitkan dengan kehidupan manusia, dimensi ruang dan waktu memiliki peranan penting karena hidup manusia dibatasi oleh dua kejadian paling utama, yaitu lahir dan mati.

Alasan mengapa Allah melahirkan seorang manusia ke muka bumi tentu tidak perlu dipertanyakan. Hak Allah untuk menciptakan apa-apa yang Ia kehendaki. Dan manusia tidak memiliki hak untuk mempertanyakan apa yang Allah perbuat. Yang seharusnya menjadi perhatian dari manusia adalah bagaimana agar kesempatan menjadi bagian dari sejarah umat manusia di kehidupan alam dunia ini tidak menjadi sia-sia. Untuk itulah Allah memerintahkan manusia agar manusia mempersiapkan bekal sebaik-baiknya sebelum masuk ke kehidupan abadi di alam akhirat. Bekal yang tidak hanya mengantarkan manusia pada jalan keselamatan di akhirat kelak, namun bekal yang membawa manusia pada derajat taqwa.

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Hasyr: 18)

Penggalan Al-Hasyr ini termasuk ayat muhkamat, ayat yang bermakna jelas dan lugas, tidak ada perumpamaan atau kiasan di dalamnya. Artinya di ayat ini Allah benar-benar memerintahkan kepada manusia agar memperhatikan persiapan hari esok sebagai bentuk ikhtiar mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat kelak. Seruan untuk mempersiapkan hari esok ini diawali dan diakhiri oleh kalimat taqwa. Seruan yang diawali oleh seruan taqwa mengindikasikan bahwa seruan tersebut sangat penting untuk diperhatikan. Terlebih lagi, perintah ini telah dikhususkan untuk hamba-Nya yang bertaqwa. Bila dilihat dari sudut pandang lain, dapat disimpulkan bahwa memperhatikan hari esok itu juga merupakan salah satu karakteristik ketaqwaan.

Memperhatikan hari esok berarti melakukan perencanaan-perencanaan hidup agar hidup terarah dan tidak hanya sekadar mengikuti flow saja. Perencanaan yang dimaksud tidak hanya perencanaan yang bersifat ukhrawi saja, namun perencanaan yang bersifat duniawi juga perlu dirancang. Muslim yang baik adalah muslim yang melakukan perencanaan dalam berbagai hal, bahkan untuk ibadah yang bersifat mahdah seperti shalat. Di sini lah letak nilai tambah dari seorang Muslim dibandingkan dengan manusia pada umumnya. Teknis perencanaan yang dirancang tidak masalah bagaimanapun bentuknya. Yang terpenting adalah persiapan yang dilakukan adalah persiapan menghadapi hari esok yang terbaik yang pernah dirancang. Satu hal yang harus diyakini adalah siapa yang mempersiapkan yang terbaik, ia akan mendapatkan yang terbaik. Biidznillah.

Rencana yang dirancang sedapat mungkin tidak berakhir dalam sebuah ketidakjelasan. Setiap rencana harus jelas definisi dan rincian detailnya. Kelemahan yang masih lazim dimiliki oleh umat Islam adalah tidak dapat mengelaborasikan rencana dengan detail. Walau pada akhirnya hasil akhir bergantung pada kehendak Allah, tapi karena ranah usaha merupakan ranah manusia, maka sudah selayaknya manusia menuliskan setiap rencananya secara detail hingga waktu tercapainya rencana tersebut.

Beramal seolah hidup selamanya, beribadah seolah mati esok hari - Pepatah
Untaian kalimat di atas sudah tidak asing lagi terdengar. Makna dari kalimat tersebut bila dijadikan ruh dari pembuatan perencanaan untuk esok hari akan menyuntikkan semangat yang luar biasa besarnya. Ketika makna dari kalimat tersebut telah terinternalisasi, maka setiap rencana yang dirancang akan penuh dengan semangat kontribusi dan penorehan prestasi serta semangat berkompetisi menjadi yang terbaik di setiap harinya. Selain itu, ia akan menyisipkan poin-poin beribadah di setiap rencananya karena ia merasa bahwa akhir waktu yang tidak dapat didefinisikan manusia ini membuatnya harus senantiasa beribadah kepadaNya. Jika tidak, ia akan dipanggil olehNya dalam keadaan bekal yang sedikit. Dengan demikian, tidak akan ada hari-hari yang sia-sia. Setiap hari diisi dengan melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya serta upaya-upaya untuk meraih derajat taqwa.

Kini sudah saatnya memperhatikan apa yang terjadi di hari esok. Hari kematian pasti akan datang, kehidupan akhirat mutlak ada. Kehendak Allah untuk merahasiakan kapan itu semua terjadi dan perintah Allah dalam Al-Hasyr di atas cukup menjadi sebuah alasan untuk melakukan perencanaan hari esok yang lebih baik. Dengan mempersiapkan bekal yang terbaik, Insya Allah akan berakhir pada 2 akhir kisah yang terbaik: surgaNya kelak dan derajat taqwa. Aamiin.

Untuk Biaya Kuliah Anak, Asuransi Lebih Bagus Dibandingkan Menabung.

Seorang sobat menulis dikompasiana................
Untuk Biaya Kuliah Anak, Asuransi Lebih Bagus Dibandingkan Menabung.

Asuransi? Jujur saja, dulu saya termasuk orang yang tidak mau ikut program asuransi. Yang ada di pikiran saya tentang asuransi adalah hal-hal yang tidak ada manfaatnya sama sekali untuk saya. Asuransi hanya bermanfaat jika seseorang mengalami musibah seperti sakit rawat jalan, rawat inap, kecelakaan, atau kematian. Tentu musibah seperti yang telah saya sebutkan itu tidak ada yang menginginkan. Maunya semuanya dalam keadaan baik-baik saja. 

Namun jika asuransi jiwa dan kesehatan saya dibayar oleh perusahaan tempat saya bekerja, tentu saja saya tidak menolak karena sekian persen perminya akan ditanggung oleh pihak perusahaan tempat saya bekerja. Justru jika perusahaan tidak memberikan asuransi kepada karyawannya, lebih baik saya tidak usah bekerja di situ. Bukankah biaya kesehatan tidak ada yang murah. Apa lagi saat dulu saya masih bekerja, Gubernur DKI Jakarta belum dijabat oleh Joko Widodo, belum ada program Kartu Jakarta Sehat (KJS) agar bisa berobat gratis!

Syukurlah, selama bertahun-tahun saya bekerja di perusahaan itu, saya selalu berada dalam keadaan sehat. Artinya saya tidak pernah sakit berat sampai harus dirawat inap di rumah sakit. Sakit yang saya alami hanya yang ringan seperti batuk, flu, atau pusing kepala. Meskipun saya punya asuransi dari kantor, saya tak pergi ke dokter karena malas mengantri. Kalau saya sedang batuk dan flu, saya minum jeruk nipis di campur sedikit kecap. Kalau kepala pusing, obatnya makan yang berkuah-kuah seperti soto, minum jamu gendong seperti kunyit asam dan beras kencur, dan tidur yang cukup. Sudah begitu saja.

Lucunya, ketika saya diam-diam melamar di perusahaan lain dan diterima, saya baru menyadari bahwa di perusahaan tempat saya masih bekerja saat itu, ternyata saya belum satu kali pun menggunakan kartu asuransi untuk urusan kesehatan. Padahal teman-teman saya di kantor itu sudah merasakan manfaatnya. Menyesalkah saya? Ah, tidak juga. Justru saya bersyukur saya masih diberi kesehatan dan daya tahan tubuh saya masih mampu melawan penyakit hanya dengan obat-obatan tradisional.

Wah, tapi kalau dihitung-hitung (tak mau rugi juga ya saya…hahahaha), selama saya bekerja di perusahaan itu, masak sih saya tidak merasakan jerih payah kerja saya dengan menggunakan fasilitas kartu asuransi kesehatan? Buat apa juga kartu asuransi kesehatan itu selama bertahun-tahun memenuhi dompet saya tanpa sekalipun saya gunakan?

Sekonyong-konyong timbulah ide saya untuk pergi ke dokter gigi. Untuk apa? Adakah gigi saya yang bermasalah? Hehehehe…ada juga, di gigi geraham kanan bawah ada satu lubang kecil dan bagian atas geraham paling belakang sudah parah, harus dicabut. Selama ini meskipun saya punya asuransi kesehatan, saya malas ke dokter gigi, soalnya takut…(hihihi…kayak anak kecil yak). Lihat alat-alatnya saja sudah keringat dingin apalagi kalau alat-alat itu menyentuh gigi saya yang sakit. Sejak kecil saya memang paling susah dibawa ke dokter gigi, selalu punya seribu satu cara dan alasan untuk menghindar ke dokter gigi.

Karena tidak mau rugi, mendadak saya jadi punya keberanian mendatangi rumah sakit yang ditunjuk. Di poli gigi tersebut akhirnya gigi saya sukses dicabut. Semiggu kemudian saya diminta datang lagi ke poli gigi tersebut untuk tambal gigi. 

Nah, sampai dengan detik-detik terakhir sebelum saya pindah dari kantor lama ke kantor yang baru, saya masih menyempatkan diri membersihkan gigi di klinik rumah sakit itu. 
Setelah bekerja hampir sekitar sepuluh tahun di perusahaan yang baru, akhirnya saya berhenti setelah melahirkan anak kedua.

Untungnya perusahaan suami memberikan fasilitas asuransi kesehatan bagi kami sekeluarga. Selain asuransi kesehatan, suami juga mendapat asuransi jaminan hari tua atau pensiun.

Nah, itu asuransi yang dibayarkan oleh perusahaan.

Mengingat suami bukan pegawai negeri, maka kami memutuskan untuk mengikutsertakan anak-anak saya pada program asuransi pendidikan. Preminya kami bayar setiap bulan selama sepuluh tahun. Perhitungannya, kurang lebih sepuluh tahun kemudian dana asuransi itu akan kami pakai untuk biaya masuk ke universitas. Mana ada universitas yang murah, biaya masuknya bisa puluhan juta rupiah (bahkan ratusan juta rupiah jika masuk ke universitas swasta untuk Fakultas Kedokteran dan Tekhnik). 
Perhitungannya jika saya menabung di bank untuk biaya pendidikan anak, saya khawatir nominal hasil akhir atau target hasil akhir yang ingin kami peroleh tidak tercapai. Sebab menabung di bank untuk tujuan pendidikan bagi kami kurang pas. Mengapa? Jika ada keperluan tidak terduga selama sepuluh tahun itu, maka sudah pasti, sedikit atau banyak, uang tabungan pendidikan anak tersebut akan terpakai. 

Namun jika kami investasikan dengan melalui asuransi pendidikan, maka kemungkinan godaan untuk mengambil uang tersebut kecil. 

Apakah saya tidak takut selama sepuluh tahun itu uang saya akan dibawa kabur? Hal ini memang tetap menjadi pertimbangan saya dan suami. Oleh sebab itulah kami memilih perusahaan asuransi yang keuangannya sehat, kuat, dan dapat dipercaya.

Sebenarnya, asuransi pendidikan yang saya ikuti ini, saya tidak perlu menunggu sampai sepuluh tahun (anak kuliah) jika ingin mengambilnya. Misalnya jika saya butuh uang saat ini untuk keperluan anak masuk ke SMP atau SMU, dana asuransinya boleh saya ambil sebagian. Namun mudah-mudahan itu tak kami alami sebab jika dananya sudah diambil sedikit demi sedikit dari sekarang, maka tentu akan mengurangi jumlah total nominal dari target yang kami ingin capai.

Yang membuat saya tertarik dengan produk asuransi ini adalah selain dana pendidikan dapat diambil sewaktu-waktu adalah karena si ayah sebagai penjamin yang membayarkan premi setiap bulan juga mendapatkan proteksi dari pihak asuransi. Maksudnya bila suatu waktu terjadi risiko atas pemegang polis (di PHK karena tidak dapat bekerja akibat cacat karena kecelakaan dan meninggal dunia) maka pihak asuransi akan membebaskan biaya pembayaran premi bulanan. Asuransi pendidikan anak tetap akan berjalan terus sampai anak-anak kuliah. Hak-hak terhadap si anak tidak berkurang sedikit pun. 

Dengan demikian salah satu masalah keuangan untuk pendidikan kuliah anak di masa depan sudah bisa terselesaikan. 

Oya, asuransi pendidikan bagi anak-anak saya ini sangat lengkap karena juga memberikan layanan kesehatan. Sebab asuransi pendidikan ini sudah satu paket dengan asuransi kesehatan. (Puri Areta)

MENABUNG

Mendengar kata "menabung", banyak orang yang otomatis mengasosiasikannya dengan gaya hidup hemat. Akhir-akhir ini malah kata menabung dan berhemat malah kadang berkonotasi negatif karena cenderung terkesan serba pelit terhadap segala sesuatu. Tetapi menabung bukan hanya sekedar hidup hemat. 

It’s so much more than just spending less money. So let’s try a new perspective: menabung adalah cara kita ‘membayar’ diri sendiri di masa depan dengan menyisihkan sebagian pendapatan kita hari ini. Menabung bukan lagi merupakan celengan yang hanya diisi uang receh dari sisa-sisa belanja atau rekening dengan saldo yang naik turun karena ada ATM yang memungkinkan kita menarik dana setiap saat. 

Idealnya, menabung menjadi fokus utama. Jangan menunggu sisa penghasilan untuk ditabungkan, karena di masa yang akan datang kita pasti akan membutuhkan dana yang kita sisihkan saat ini.

Memang pada kenyataannya, seringkali hal ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Banyak sekali tantangan menabung, antara lain menentukan berapa yang harus kita tabung, apakah produk yang tepat untuk digunakan, dan bagaimana memastikan uang yang sudah kita sisihkan tidak kita sabotase dikemudian hari.

So, nyok kite nabung! Ane tawarkan keajaiban2 menabung diPrudential kepada sobat smua..... keajaiban2 tsb dapat sobat akses diWeb Perusahaan kami www.Prudential.co.id.Silahkan banding2kan manfaat2 menabung diBank atau Perusahaan lain dg produk Prudential. Saya hanya bisa bilang "Tak Kenal Maka Tak Sayang". InsyaAllah saya punya banyak waktu untuk menjelaskan manfaat2 tersebut bagi yg berminat serius mengetahui lebih lanjut....
Salam.